20 Maret 2011

Saya Dan Motor 'Keren' Saya

Motor supra fit warna biru silver. Berdebu, kelihatannya biasa saja. Sudahkah cukup, ku deskripsikan ciri2 motor ayah yang beliau wariskan kepadaku? Ohh iya, satu lagi..... kursinya sepertinya punya sedikit masalah, 15 menit kau duduk diatas itu, siap2lah cari tukang urut. Untuk pemula, tulang bokongnya akan jadi kaku. Ya, sepertinya terlalu berlebihan...... nama lainnya pegal. Walau begitu, tetap saja ku pakai motor ini mengelilingi jalanan makassar yang memang kadang kukelilingi karena ada saja hasrat2 untuk mengelilinginya. Ohh, aku sudah mengucapkan kata dasar "keliling" itu 3 kali dengan imbuhannya yang berbeda, maaf.

Ya, dan begitu memang cara menikmati motor. Saat kau punya motor, selain mengendarainya.... apa lagi yang akan kau lakukan bersamanya? mungkin selain bercumbu dengannya (kadang, dilakukan oleh pengendara motor yang terlalu mencintai dan menyayangi motornya secara berlebihan dan vulgar..... dikarenakan juga karena dilakukan di muka umum, atau di dalam garasi yang kosong), kau akan mencucinya bila terlihat kotor. Sayangnya, saya nda' pernah cuci ini motor. Malaslah, ada orang rumah yang kadang mencucinya. Mungkin dikarenakan kurangnya rasa sayangku dengan motor butut ini.

Dan, kebetulan motor yang tadi kuketik sebagai motor butut 13 detik ini yang lalu akan ku kendarai menuju Al Biruni, SMP saya dulu, tempat saya belajar, tempat saya tidur, tempat saya bermalas malasan, tempat saya memajaki adik kelas, dan tempat saya untuk ditujui waktu itu.

Yahh, starter tangan yang tidak lagi berfungsi memberi sugesti kepada kaki kanan saya untuk melakukan ritual penghentakkan starter kaki. Wow, saya yang sudah berpengalaman tentu dapat melakukannya cukup dengan satu kali hentakkan kaki. Akhirnya, dengan goncengan setia saya..... tas bodypack andalan saya, kutancaplah gas menuju albiruni.

Ya, jalanan makassar seperti biasa2 saja, penuh bolong2, got kanan kiri, kucing jalan2, suara motor bogar, pete2' (angkot) yang nda' peduli jalanan, ibu2 pengendara motor yang lelet, anak2 yang berlari melintasi jalanan, pohon2 yang tak rimbun, langit dengan matahari nya yang menyengat, sampai bangkai tikus yang sudah dilindas lindas motor, mobil, becak, pete2', bentor, sepeda, pesawat...... tak ku tahu berapa kali itu tikus sudah dilindas. Untuk apa kupikirkan, yang penting bukan saya yang dilindas, tapi bukan berarti saya termasuk pelaku pelindasan juga..... terlalu tinggi harga diri ban motor saya untuk menginjak tikus yang tak tahu berdosa atau tidak berdosa itu.

Ya, baru terpikirkan...... memikirkan bahwa untuk apa saya memikirkan tikus tersebut, padahal dari tadi memang tikus itu yang saya pikirkan. Walau tahu tikus itu tidak pernah memikirkan saya, tapi itu wajar karena memang kami belum kenalan. Tak kenal maka tak sayang. Walau mau kenalan pun, memang tidak mau dan tidak akan pernah mau karena saya takut tikus. Nah, saya takut tikus tapi saya suka nonton Tom And Jerry duLu (DULU) (Kayaknya) (iya iya iya, sekarang juga' masih suka nonton) (tapi perasaan filmnya nda' ada lagi). Itu kan beda lagi, karakteristik jerry dan tikus asli berbeda jauh lho. Nah lho, katanya tadi tidak mikir tentang itu tikus, tapi buktinya sampai tikus kartun pun kupikirkan setengah hidup.

Ya, dan perbincangan (lebih tepatnya, perdebatan) dengan pikiran aneh saya sendiri membawa saya melupakan waktu untuk sementara sehingga tak terasa saya sudah berada di kompleks yang menurut pengalaman saya dari dulu, lewat sini menuju albiruni cepat lho. Nah, tampak di depan sana ada belokan dengan tanjakan miringnya yang kira2 setinggi 25 cm. Ya, saya yang seperti pembalap walaupun tidak ingin jadi pembalap dan tidak pernah diakui oleh negara sebagai pembalap, dengan 'hebat' memiringkan motor saya saat di pembelokan tersebut layaknya Valentino Rossi yang mulai mengejar Michael Schumacher.

Ohh, dan memang jika Allah sudah berkehendak. Pikiran saya sepertinya sudah berubah menjadi mode pasrah. Tahukan kalian kata 'hebat' yang tadi kuucapakan (sengaja saya kasih tanda petik supaya gampang kau lihat dan memberi sensasi tegas) itu cuma merupakan kesombongan belaka, kebohongan belaka, dan kemimpian belaka saya. Dosa saya merasa diri saya hebat, dapatlah daku peringatan yang dapat beta ingat setiap hari dan mungkin akan menjadi selamanya, dan mungkin memang sudah ditakdirkan dari langit sebagai kenangan yang selamanya terukir di memori ini.

Ya...... saya jatuh dari motor, motor butut saya, ehh.... motor keren saya terpeleset pas di tanjakan dikarenakan ketinggiannya kepedean saya melewati sesuatu tersebut, bukan karena ketinggian tanjakan tersebut, atau mungkin kepedean saya yang melebihi tinggi tanjakan tersebut yang membuat tanjakan tersebut merasa tersaingi dan iri, dan sengaja berusaha meninggikan badannya (aspalnya) saat kumulai melewatinya dengan aksi layaknya Valentino Rossi gagal yang mengejar Michael Schumacer (secara Logis, menurut saya rossi akan selamanya kalah jika duel bareng ama M. schumacher). Ya, tapi dipikir pikir..... kayaknya alasan itu cuma keluar dari pemikiran sok rumitku yang aneh dan berbelit belit yang kadang kambuh saat kumulai stress, ada pikiran, dan ada yang enak untuk dipikirkan.

Ohh iya, sekalian curhat..... ini kejatuhan saya dari motor yang ketiga kalinya. Sisanya yang 'dua' itu nda' usah kuceritakan lah, bukannya tidak menarik...... tapi memang tidak menarik. Dan yang ketiga ini nda' tau mengapa mendorong saya untuk menjadi pemalas untuk sementara. Hahh, apa maksudnya sodara2? 17 detik saat selangkanganku kurasa sudah terlepas dari motor butut, ehh..... keren itu..... 2 memori masa lalu saat ku pernah jatuh dari motor ini pun kembali terngiang ngiang di atas kepalaku (lebih tepatnya, di dalam kepalaku). Rasanya yang 'dua' itu cukup memberi saya pengalaman untuk yang ketiga ini, yang ketiga ini rasanya biasa saja, tidak ada rasa kaget, jantung tidak berdebar debar kencang seperti dulu, pandangan mata yang dulu yang tidak ingin mempercayai apa yang sudah terjadi, sekarang cuma pandangan penuh dengan warna biru dan awan2 yang tampaknya lembut..... matahari tidak tahu jalan2 entah kemana. Lahh, kenapa biasa pemandangan Langit? ya betul, waktu itu saat terjatuh..... saya masih tidur2an dulu. Kenapa bisa? nah, itu karena motor saya yang menimpa kaki saya, sepertinya sengaja..... padahal saya sudah berhenti memanggilnya butut. Supra sayangku, saya sudah mengedit tittlemu menjadi "keren".

Nah, kembali ke kaki saya dan motor saya, ya itu lah masalahnya. Kakiku jadi tidak bisa digerakkan, ini motor pula membuat paha saya menjadi rapat layaknya perempuan paskibra yang salah alamat. Ohh iya, saya ini orangnya kadang2 (KADANG2) mudah terlena dengan ciptaan Allah...... Tuh, liat langitnya, awannya, indah kan (matahari memberi saya kesempatan). Enaknya bersantai diatas aspal dalam kompleks ini, dengan kepala yang beralaskan kedua tanganku yang sengaja memang untuk membuat kepala saya terasa lebih nyaman. Ya, saya terlihat seperti bule coklat berjemur jika disyuting dari atas.

Apakah saya masih sempat berfikir? ya, masih sempat berfikir yang lain? berfikir bahwa dalam keadaan tersebut, manusia lainnya yang nun jauh disana mungkin tertimpa accident seperti layaknya saya pula walau mungkin juga waktunya lain, tentunya akan segera berdiri, mengangkat motornya dari kakinya atau pahanya yang ciri2nya sudah saya bilang tadi, kemudian membersihkan bajunya yang kotor karena berciuman dengan aspal, habis itu kembali mengendarai motornya dan kembali juga meneruskan perjalanannya yang tentunya bukan albiruni..... karena mereka orang lain, dan saya yakin mereka tidak tahu makhluk apa itu albiruni, maksud saya "apa itu albiruni?".

Nah, sedangkan saya.... dibandingakan dengan objek manusia khayalan saya tadi yang mau berusaha berdiri bangkit dari kejatuhannya bersama motornya, saya cuma tidur2an layaknya bule yang..... (nda' perlu dibilang dua kali). Cuma tidur2an dan menikmati ciptaan Allah. Hohho, nda' berdosa toh..... saya juga yakin, bahwa Hadist Rasulullah tidak pernah menyebutkan bahwa menikmati keindahan alam yang telah Allah ciptakan sambil tidur2an di atas aspal dengan kedua paha yang rapat layaknya... (kau sudah tahu) karena terhimpit motor KEREN saya, itu adalah perbuatan dosa. 100% hadist itu tidak akan ada. Kalaupun ada, palingan hadist dari teman saya yang kadang bercanda berlebih lebihan mengaku bahwa dia adalah nabi ke-26. Tentulah saya tidak percaya, bayangkan saja..... hadist pertama yang dia buat dan kebetulan juga yang saya dengar pertama kali adalah saat waktu itu di SMA saya sedang dilanda hujan dan guntur yang datang berkali kali..... saya sampe berkomentar kalau saya nda' suka bunyi guntur, dan dia pun menjawab walau menurutku itu tidak merespon dengan apa yang saya sudah bilang tadi dan terlihat idiot..... dia bilang "itu guntur, kentutnya tuhan..... makanya terdengar dari langit". Lahh..... saya cuma bisa melongo. Semoga Neraka tidak menelan dia, amin..... ehh, ya Allah... saya juga, amin.

Dan, kembalilah lagi ke kesadaran saya yang masih tidur2an di atas aspal tersebut. Lahh, kenapa saya berhenti menghayalkan kisahku dan temanku itu. Ternyata ohh ternyata, ada seorang anak muda yang mendapati saya tertimpa motor layaknya cewe' paskibra yang..... (hampir saja). Saat menyadari keadaan tersebut, saya kaget setengah hidup lagi. Dan, saat saya melihat pemuda tersebut..... ohh my god, sempat giginya terlihat, lesung pipitnya, kelopak mata bawahnya yang mengerut, tidaakkkkk..... dia tadi menahan tawa dan dengan sok perhatiannya, menanyakan keadaan saya walaupun terdengar lebih tepatnya bahwa dia menanyakan dari rumah sakit jiwa apa saya berasal. Setelah sadar bahwa salah satu kebiasaan saya yang bisa disebut aib itu ketahuan, saya pun segera duduk dan berdiri setelah mendirikian motor butut, ehh..... keren saya yang telah membuat paha saya terlihat seperti..... (tidak lagi).

Pertanyaan pertama pemuda tersebut yang belum saya jawab membuat dia menanyakan keadaan saya untuk yang kedua kali. Nda' tau kenapa, saya juga jadi cengengesan setengah mati (sekarang ingin bunuh diri) dan menstarter motor segera dengan cepat dan menjawab pertanyaan pemuda yang terlihat tua tersebut bahwa saya baik2 saja. Setelah menancap gas, sempat pula kubalikkan wajah jelekku satu kali untuk melihat pemuda itu untuk yang terakhir kali. HOLY SHIT, DIA TERTAWA..... OHH MAN, DIA TERTAWA, DIA MENERTAWAKAN SAYA LEBIH TEPATNYA... KATA LAINNYA, SAYA DITERTAWAKAN OLEH DIA. DIA SI PEMUDA YANG TERLIHAT TUA DAN TIDAK PERNAH KUTAHU ALASANNYA, MENGAPA DIA KUPANGGIL PEMUDA SAMPE SEKARANG PADAHAL SAYA JUGA MEMBILANGINYA 'TERLIHAT TUA' (ok, cukup sampai d sini caps locknya). Dan, tawa itu ternyata belum berakhir..... didepanku terlihat2 perempuan2 berseragam baju olaharaga yang menurut penelitianku, adalah perempuan murid smp seberang yang disuruh lari keliling entah berapa kali oleh guru olahraganya yang agak gemuk dan kumisan. Aku juga tidak pernah tahu mengapa saya langsung menghakimi gurunya dengan mencirikannya gendut dan memakai kumis, tapi itu tidak penting.... karena memang khayalan saya memang tidak pernah penting dan tidak akan pernah penting walaupun saya kadang berharap, khayalan saya suatu hari akan penting bagi bangsa dan negara (ya, yang ini juga termasuk khayalan).

Kembali ke perempuan2 tersebut, didepan saya mereka tampak menahan tawa.... dalam arti mereka sedang tertawa tapi menyembunyikannya dengan kedua tangannya yang Alhamdulillah telah Allah karuniai tangan itu kepada mereka. Dan, setelah saya melewati mereka semua..... akhirnya terdengarlah suara tawa mereka. Balik muka'? no way, saya sudah tau persis bagaimana dia akan tertawa walaupun secara logis bisa dikatakan bahwa saya belum pernah melihat wajah mereka seluruhnya. Dan, setelah itu tidak ada lagi yang tertawa di depan saya. Orang bandelnya sudah habis, baguslah itu.

10 meter menuju albiruni, aku pun merenung (bukan menghayal)....... ya, aku merenung...... merenung, bahwa saat ku menikmati Indahnya Ciptaan Maha Kuasa, ternyata dapat juga membuat orang lain tertawa gembira..... ya, tepatnya tertawa kepadaku. Tanpa sadar, setalah menginjakkan kaki di albiruni..... teman2ku bertanya mengapa saya tertawa terbahak bahak. Ya, saya juga ikut tertawa..... bukan menertawakan mereka, tapi tertawa bersama mereka, mereka yang tadi menertawakan saya.

2 komentar: