20 Maret 2011

Saya Dan Matahari Terbit

Ini teras. Ini kursi bambu. Saya sekarang berada di atas kursi bambu yang berada di teras. Aku duduk di sini setelah subuhan. Udara masih dingin, Langit masih gelap, awan masih samar2, dan saya masih termangu.

Ohh iya, aku lupa.... periksa2 sedikit, akhirnya kudapatkan earphone d kantong kiri celanaku. Periksa2 banyak, akhirnya kudapatkan juga hp nokia xpress music 5220 ku yg berwarna merah. Kusambungkan kedua alat itu sebagaimana orang lain melakukannya, bedanya saya sambil mengangkat satu kaki, sambil duduk, sambil menggaruk, sambil sandaran, sambil semuanya.

Ku memulai tuk memilih lagu, terlihat dari layarnya tercantum nama Sheila On 7 dan spasi strep spasi judul lagunya. Ku pencet play di judulnya yg bertuliskan 'Kita'. Teralun lah suara merdu Duta diiringi musiknya yang mengalir kompak dan nyaring. Hahh..... apa lagi yang kurang, kurasa ini semua sudah syahdu. Kadang, saat2 dimana kau sedang sendiri akan membuatmu merasa begitu nyaman dan tenang. Sandaran ku mulai lemah menandakan ku terlalu menikmati keadaan ini. Bukan ngantuk, tapi santai.

Seiring dengan itu semua, terdengar pula bunyi kokokan ayam yang ternyata masih dapat menembus ke telingaku. Apakah aku juga melupakan ini, semua pemandangan mulai terlihat cerah sedikit demi sedikit. Mulai hangat, mulai terang, mulai merasuk. Itu dia, sesuatu yang paling kutunggu padahal ku baru mengingatnya untuk menunggunya 3 menit sesudah menyimpulkan bahwa ini yang paling kutunggu. Mulai tampak, tampak dari ufuk timur...... itu dia itu dia itu dia, matahari terbit. Anugerah Allah, Kuasa Allah. Yang menerangi bumi ini selama 12 jam. Yang bersembunyi menyimpan keindahannya kembali agar manusia sepertiku tidak bosan dan memang tidak pernah bosan, selama 12 jam pula. Kadang ayam yang ku tak tahu darimana kembali berkokok lagi, burung2 pun tampak terlihat beterbangan karena memang takdir burung tersebut tidak bisa berjalan. Angin yang dahulu dingin mulai menghangat, dan langit yang dahulu gelap mulai menerang.

Alhamdulillah aku tidak bisu, tapi nyatanya saat ini aku tak dapat berkata apa2. Selain karena faktor tidak ada spesies mamalia layaknya saya di sini sekarang, faktornya pula karena aku tidak tahu ingin berkata apa, dan memang tidak bisa tahu karena saat ini yang terus bergerak di tubuhku adalah mata, kelopak mata, bulu mata, dan hati. Tak ada salahnya kan ku nikmati ini sepenuh hati sebelum bola panas tersebut semakin naik keatas dan berubah suhu yang merangsang tubuhku untuk mengeluarkan keringat.

Yahh, nikmati saja..... aku kan tidak pernah tau kapan aku akan mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar