03 Januari 2012

Saya Dan New Year's Eve

Saya punya satu kesan untuk saat itu. Biasa. Iya, Biasa. Sama seperti sebelum2nya, tahun baru Indonesia yang selalu dirayain pake' kembang api, petasan, terompet, konvoi, jalan2, orang ribut, dan schedule2 rapi yang sudah disusun stengah mati oleh anak2 muda nan gaoel. Saya anak gaoel, maksud saya sok gaoel tertarik juga mau sok2 keren punya acara tahun baruan gitu. Kan enak pas ditanya teman "farhan, tahun baruan di mana?", jawabnya "di pulau samalona bakar2 ikan pake' sumbu petasan".

Ya itu sih baru perencanaan, saya juga baru dapat ilmu gitu dari teman... intinya kalo yang namanya perencanaan itu nda' boleh disombongin dulu. Lahh entar misalnya nda' jadi, sombongnya mubadzir, bego' noh. Klo udah jadi baru disombongin, bilang ke teman2mu semua kalo acara bakar2 ikanmu pake sumbu petasan di samalona itu jadi, terjadi, sedang terjadi. sebenarnya bukan sombong maksudnya, tapi pamer, tapi apa bedanya??! Yahh, tak perlu dipersoalkan lahh.
Teringat lagi rencana awal saya dalam merencakan acara tahun baru, teringat pula sama kondisi rumah dan anggota keluarga yang nda' punya respon sama sekali tentang adanya pergantian tahun baru ini. Semua orang di rumah bicara tentang yang penting dan ada2 saja, tapi nda' pernah menyinggung masalah tahun baru. Sejujurnya, itu nda' ada beda dengan saya, lahh saya juga' cuma mau sok gaoel dan keren getoe, padahal lubuk hati yang paling terdalam itu yahh cuma mau tidur, apaan lagi waktu bersantai dipake' main petasan, lihat keindahan nan keributan sementara, sensasi minimalis, tak cocok buat saya yang lebih suka keindahan jangka waktu lama (bukan abadi).
Sepertinya, memang schedule acara tahun baru itu datang sendiri. Di saat saya sedang bersandar ria hampir tertidur dan hampir melupakan rencana tahun baru, saya ingat ada acara tahun baru seangkatan yang diadain di hotel gitu. Merinding..... kesannya vulgar tapi eksotis, saya juga' membanyangkan di hotel main petasan sampai kebakaran dan terjebak hidup2 di situ, yahh pada akhirnya terjebak hidup2 jadi terjebak mati2.
Nah, di sisi lain... rumah saya didatangin manusia2 sepermainan berjumlah 4 orang. Mereka saudara sebatin saya, teman siam, anggota geng saya. Mereka datang dengan senyum ria, seperti orang yang mau tahun baruan... Iya memang, hampir semua orang yang saya lihat ekspresinya sama semua, apalagi pas menjelang malam. Ini, mereka ini, mereka si teman2 siam saya ini mengajak saya untuk acara tahun baruan juga. Sudah, dilema, harus memilih lahh antara teman siam saya ini atau teman sekolah seangkatan. Tapi, belakangan saya tahu saya rakus... saya rencananya mau ikutin dua2 acaranya. Kayaknya nda' akan semudah yang dibilang, tapi kalau belum dicoba tidak akan ditau kan.
Akhirnya, dengan bermodalkan keyakinan, saya akhirnya sampai didepan orang yang melahirkan saya, ibu. Ini saat2 semua terasa mencekam, dingin. Ini saat2 meminta izin, berharap tak ada kekecewaan di akhir peristiwa. Larangan adalah hal tabu untuk saat2 seperti ini, dan itu semua tergantung pemikiran rasional dan kepekaan beliau yang ada di depan saya ini. Akhirnya saya menggerakkan bibir, meminta izin. Ohh, god..... jawabannya, DILARANG. Ketek, semua terasa jenuh.. walau sebenarnya saya sudah sangat terbiasa di kondisi seperti ini. Akhirnya, ini semua tersisa tergantung hanya kepada retorika saya. Akhirnya saya mulai berbicara, mengandalkan fakta2 yang ada, mengungkapkan tabir yang pendukung, dan resiko2 yang sudah diperhitungkan. Dan betul, jawaban DILARANG berubah menjadi TIDAK DILARANG alias DIIZINKAN. Tapi, sepertinya saya harus menghela nafas kekecewaan lagi. Masa' saya disuruh pulang jam 10, what a f*ckin new years eve, jam 10 harus pulang!!! Ketiak daki selangkangan, semua terasa begitu mengesalkan sekali lagi dan se-lagi2-nya. Kesabaran sekarang harus diprioritaskan, yap, akhirnya retorika berjalan dan alhamdulillah berjalan mulus, jam 12 di kasi batas. Yak, nda' ada saya untuk tidak puas lagi. Arghh, di hati saya sebenarnya ini tidaklah sangat gaul, bayangkan saja saat dimana semua orang menyorak-nyorakkan keributan tidak jelasnya saat jam mendetakkan detik pertamanya untuk tahun baru 2012, lahh saya malah menundukkan kepala sambil jalan pelan menuju motor untuk pulang. Lebih parahnya lagi saat saya menanyakan teman saya "biasa orang pulang tahun baruan jam berapa?" nah dan dijawabnya "hahh, subuh biasa... biasa lagi nda' pulang satu hari"... wahh, kesimpulannya itu sangat gaoel dan saya sangat tidak gaoel.

Akhirnya kami berangkat, kami ke rumah teman salah satu dari kami... di situ rencananya akan dilakukan rapat ke mana kita akan pergi. Ya, bodoh, memang semua tanpa ada perencanaan, jadinya beginilah... waktu terbuang percuma hanya untuk memikirkan ini. Saya juga sudah terbiasa dengan kebiasaan seperti ini, mungkin karena sudah sering. Kami bisa menghabiskan waktu 1 jam berfikir keras seperti orang gila kebingungan hanya untuk memikirkan sebuah tujuan. Dan semoga di saat ini tidak akan jadi 1 jam, saya berdoa. Yak, doa saya terkabul, alhasil tempat tujuan kami tersimpulkan hanya dengan waktu 45 menit. Kami akhirnya menuju tempat tujuan, KFC, KDC, KFC Jl. Pengayoman dekat Pasar Segar. Sesudah sampai disana, ternyta antrian panjang dan banyak, semangat men-down, sampai akhirnya ndattau' kenapa teman saya berubah fikiran untuk mengajak kami berganti rencana untuk makan mie kering saja. Baiklah, saya memang orang yang pasrah dan menerima asalkan kita bersama dan menyenangkan. Selain itu, mie kering lebih murah dan porsinya mengenyangkan. Akhirnya kami makan, sudah, dan sudah, bayar. Hehh, saya sudah rasa ini semua mulai membosankan.... sangat membosankan. Kau tau, sebenarnya sehabis dari makan bersama ini.. kami akan berpisah. Yahh, kenyataan yang sulit diterima, kami akan berpisah untuk melanjutkan perjalan tahun baru masing2, kami masing2 punya rencana yang berbeda.
Yap, kerakusan saya untuk mengikuti 2 acara di tahun baru ini ternyata tepat, saya di kasi kesempatan sama Allah. Kemudian, berlanjutlah di jari2 saya menari indah di atas layar handphone, mengetik no. mamak saya. Dan, retorika berjalan lagi, saya harus minta' izin untuk menginap, so pasti pulang jam 12 itu akan dibatalkan. Sebenarnya saya dilarang pertama, tapi setelah memakai perpaduan kosa kata yang indah dan menyentuh, akhirnya diiznikan juga. Tapi, tak tau mengapa rasa gembira tak muncul, biasa saja kurasa, tapi... bersyukurlah. Sampai akhirnya, di situlah saya, ngumpul sama teman, banyak yang menyapa, tak lupa mengobrol, nongkrong di ruang tamu liatin teman merokok, tak lupa lagi juga saya ikut merokok, merokok pasif, ada juga yang dugem (this is the only disgusting thing that i met at that moment), kemudian tobat mata shalat isya sama teman saya,  sampai klimaksnya tidur bersama, saya tidur bersama mimpi saya.
Matahari terbit, membangunkan saya, saya foto matahari tersebut lewat jendela, dan kemudian melanjutlan lagi untuk subuhan (brrr, saya terlambat). Saya kemudian menuju ruangan dugem tadi malam, dan pemandangannya seperti film2 barat yang party2 itu. Manusia bergelimpangan, tidur sembarangan, bungkus makanan berserakan, tumpukan makanan sisa, dan lain2 yang jelek.
Disitulah saya yang bukan dunia saya, semua terasa janggal dan aneh di kamus anehku, ketidak nyamanan ada di sekeliling. Semua tampak begitu ramah dan menarik, tapi yang tampak tak selalu jelas. Saya hanya bisa diam dengan setengah kelopak mata atas menutup kornea. Rasanya..... ingin pulang cepat.

Akhirnya, waktu menunjukkan jam 12, dimana semua harus check out dan pulang ke kediaman dan urusannya masing2. Diakhiri lah kami dengan foto2 sejenak, walau sebenarnya saya tidak ada dalam foto karena saya fotografernya (jadi job masa depan, aamiin). Sesudah itu, kami turun lift, mulai saling memberi salam perpisahan, saya berterima kasih terhadap orang  baik super yang bersangkutan dalam acara tersebut, dan akhirnya pergi.

Akhirnya pulang, dan saya tidur.... hahh, nyaman sekali, semua terlupakan saat tidurang, ini baru yang namanya tahun baru, selamat tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar