08 Januari 2012

Saya Dan Stress

Ini kondisi yang seperti biasa2 saja, lagi. Saya nda' tau ini insomnia apa bukan, tapi jam menunjukkan melewati waktu normal untuk tidur. Saya langgar. Sekarang saya belum tidur dan saya tak dijerat pasal apapun, semoga juga saya nda' dapat dosa.

Cuma ingin berbicara sedikit, sekarang saya lagi.... stress. Hohho itu sudah sangat biasa untuk orang seperti saya. Stress yang sedang saya ketik tentangnya ini merupakan salah satu stress dari stress2 yang lain. Hebatnya, stress yang ini beruntung dapat kesempatan nongol di blog saya. Inginnya minta bayaran sama si stress, tapi kedengarannya jayus.

Orang yang mau selalu santai kayak saya ini nda' pantas sama yang namanya stress. Stress juga nda' pantas sama yang namanya saya. Kami berdua tidak cocok, tapi kami berdua dipersatukan oleh takdir alam, alam mempersatukan kami, shit alam. Rasanya seperti dijodohkan dengan calon istri yang tidak disukai, sedangkan wanita yang dicintai malah dilamar sama.... hehh, sinetron sinetron sinetron!!!.

Saya ngoceh lewat twit2 di twitter, ngebacot dalam hati, mukul2 meja. Semua semakin tampak membosankan dan terus membosankan. Sama seperti yang saya ketik ini, mulai membosankan dan seperti ingin cepat selesai. Saya ndattau kapan akan selesai, saya memang nda' punya budaya untuk menaruh batasan ketikan di setiap entri. saya cuma mau semua entri itu kesannya panjang, banyak, dan bermakna. Tapi sepertinya tidak akan terpenuhi. Dunia ini memang tidak akan selalu bisa sesuai dengan apa yang kita mau, tapi masalahnya bila dunia tidak pernah satu kalipun menjadi apa yang kita mau. Kesialan bertubi-tubi memacu diri untuk menyugestikan diri kepada hal2 positif, menjaga keposesifan hati terhadap alam sekitar dan orang2 disekelilingnya.... atau, malah menjerumuskan diri kepada kegalaun yang menganga, dan kemudian berenang-renang sambil menyelam minum galau (lagi2 galau). Cuma dua pilihan untuk manusia, tetap berjalan dan tersungkur... ato mungkin ada pilihan ketiga untuk 'tetap berdiri', dalam arti asli 'pasrah'.

Saya yang sedang mengetik ditemani sekotak susu ultra full cream dingin ukuran keluarga yang berisi stengah ini sepertinya punya imej seperti arsitek tekun yang kerja sampe larut malam nyelesain desain yang udah di deadline, sambil ditemani cangkir di atas mejanya. Wetss, kesannya bapak2 keren gitu pake kemeja. Tapi aslinya, setelah saya mengaca lewat webcam tadi (cara ngaca tahun 2012) saya cuma kayak anak muda bau tanah nganggur lagi sibuk ngoceh2 kayak babi di dunia maya ditemani cangkir di atas meja (saya nda' pernah tau efek dari si cangkir ini apa, kenapa nongol terus). Hahha, saya ndattau mau ngetik apa... cuma blog ini yang ada sekarang, segadget benda dunia maya yang nda' bisa bicara dan cuma bisa ditimpa ketikan2 nda' guna kayak ini nih. Cerita sama orang, hahh... orang cuma bisa jadi pendengar, tapi jadi pemerhati itu masalah dunia lain. Orang, apa juga'... orang lain itu selalu ingin dimengerti, tapi keegoisan kadang buat mereka merasa tak perlu untuk mengerti orang lain. Nah, mimpi buruk, selagi saya ngetik ini tiba2 hujan turun, saya suka hujan turun tapi klo hujan turun disaat gelap begini dan saya lagi bicara kotor nyerocos kayak orang gak tahan hidup begini feelnya angker amat. Hahh, suara air hujan ketemu aspalnya seram gila, saya nda' bohong, takut sumpah saya. Hujan di gelap hari itu menakutkan... tolong. Ya Allah, temani hambamu yang hanya sendiri ini. Tunggu..... saya ndattau mau ngetik apa lagi, ekspresiku berhenti, inspirasiku runtuh, saya beku. Saya stress dan sekarang saya beku. Mungkin inilah satu2nya cara saya nda' stress lagi, yaitu nda' merasakan apa2 karena tekanan kondisional. Brrr, manusia2 ke mana, hilang semua.


P.S Tak Bermoral: Saya stress, tapi tak pernah bilang bahwa tersenyum sendiri dengan keterpaksaan itu salah... jadi, se-stress apapun dan bagaimanapun, tersenyumlah =)

2 komentar: