22 Maret 2016

Saya dan Rasa Bersalah

Selagi aku selesai menulis entri sebelumnya yang insyaallah penuh hal positif, tiba-tiba secepat kilat ada 'masalah' yang datang tak mengetuk pintu. Semuanya terjadi seketika. Terjadi dengan kesengajaan yang tidak disengaja, terjadi karena khilaf hati dan fikiran, terjadi karena tidak sinkronnya maksud hati dan situasi.

Begitu tidak berdayanya kita menghadapi perubahan suasana, yang walau telah sering menghampiri sebelumnya, namun sama sekali tak mengenal kata 'permisi'. Diri kaget, dan kondisi kaget akan membuat diri kehabisan akal untuk membalikkan keadaan secara segera, dan keterlambatan membaca keadaan sudah biasa terjadi. Kita manusia memang makhluk yang lemah dan penuh kekurangan. Kita bisa gesit, namun tidak berguna untuk waktu yang sedikit.

Manusia memiliki tabiat umum yang tidak ingin menerima kesalahan. Kebaikan dan kebenaran akan selalu dituntut. Kau harus bisa menjadi baik setiap saat dan itu memang suatu keharusan yang menyenangkan.
Namun, sekali lagi, kita hanya manusia, dan... kadang kita gagal.
Kadang niat kita yang ingin mencapai kebaikan, tapi amalan tidak sampai pada hasilnya. Terjadi karena beberapa faktor yang semua manusia tahu ada beragam macamnya.

Niat secara khusus hanya diri yang tahu dan orang lain tidak bisa melihat wujud sesungguhnya, karena yang mereka yakini bahwa wujud dari niat itu adalah amalannya. Namun, kita kadang melakukan kesalahan yang tidak disengaja. Amalannya ikut salah dan tidak sesuai prosedur kita dalam mencapai kebaikan.
Kita tahu kita tidak bermaksud melakukannya, namun orang lain tidak bisa langsung tahu. Mereka melihat amalanmu yang memang terlihat, mereka tidak bisa melihat niatmu yang tulus nan murni itu. Seputih apapun niatmu, namun yang mereka lihat hanyalah kesalahan.

Engkau hanya terdiam, tidak tahu harus berbicara apa, tidak harus menjelaskan apa, tidak bisa menjabarkan niatmu segamblang itu kepada mereka yang terlanjur melihat, yang terlanjur menilai, yang terlanjur menghakimi, secara cepat, sangat cepat, dan kau akan dapati dirimu tak berdaya, lemas, menghela nafas, seolah engkau mengaku salah di depan mereka, padahal itu hanya reaksi alami tubuhmu.
Namun semua tetap terjadi begitu cepat, asumsi sudah selesai dirangkai untukmu dan kau hanya bisa memulai meminta maaf atas niat sucimu yang tidak jadi terealisasikan.

Namun, ketahuilah... Allah mengetahuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar