21 Desember 2011

Parhang Dan Ambulance

"BRRMMM BRrmm brrmm....." terdengar bunyi kentut yang jantan, terdengar sampai ke ruang tamu, terdengar mengalir deras membus jalan raya. Ohh iya, itu kentut knalpot, walau saya tahu itu bunyi mesin yang bekerja. Bunyi mesin transportasi, itukah motor, mobil, bentor, pete2', bemo, bajaj, bom bom car, dan sebagainya. Ya, saya tahu di makassar nda' ada bemo dan bajaj, dan saya juga tahu bom bom car itu nda' ada dan nda' akan ada di jalan raya, tapi biarlah supaya terkesan ramai dan saya punya imej banyak pengetahuan soal jalan raya.

Ehh, saya belum bilang tentang apa yang saya mau bicarakan saat ini ya. Yap, saya lagi mikirin si jalan raya. Ndattau kenapa, mungkin dari sini saya online ehh tiba2 kedengaran suara motor bogar dari luar, jadinya malah terinspirasi ngetik di blog tentang jalan raya. Lahh, masalahnya ini saya juga ndattau mau nulis apa tentang jalan raya tersebut. Bagus, salut untuk inspirasi saya yang bersinar untuk sesaat. Ini gara2 diriku yang nda' ada kerjaan dan sok2 mau nambah entri buat blog biar dikira aktif dan punya banyak ide, ato juga saya bisa dinilai sebagai orang tua yang baik nantinya karena perhatian banget sama blognya. Tapi nyatanya tidak, kalaupun iya.. itupun pasti bohong. Lahh, darimana saya tahu saya bohong??? Iyalah saya tahu, saya kan yang ngetik dan yang mikir. Tapi hahh, sudah basa basinya... kita akhiri saja ini, melanjutkan kembali niat apa yang sebenarnya ada dalam hati saya, apa yang saya ingin bicarakan dalam entry kali ini, apa saudara2, apa?!! Ohh iya, baru ingat... pernah lihat ambulance, ngebut sambil masang sirene bising disertai mobil2 berjejer ngekor dari belakang, dan jangan lupa pula sama pengendara motor yang berdesak-desakan (saya liat berdesak-desakan) disekitar mobil tersebut dengan memasang sejuta ekspresi. Ada gusar, cemas, marah, bahagia (mungkin), geram, dan lain sebagainya. Ohh iya, ada juga yang megang bendera putih sambil diangkat gitu sambil naik motor. Jadi benderanya berkibar terus tertiup-tiup angin, keren dahh pokoknya... seandainya bendera upacara sekolah setiap senin begitu.

Yak, kembali ke mobil ambulance, eng... kalian pernah liar tulisan 'ambulance'nya di itu mobil nda', kebalik kan. Saya waktu kecil super bingung atas dasar apa tulisan ambulance dijadiian terbalik begitu. Memang pemasang stikernya yang bego' ato apa. Welle welle, ternyata saya yang bego'. Kata bapak saya, itu tulisan ambulance di kasi terbalik supaya kebaca di kaca spion dari belakang klo kita naik mobil. Lahh, emang klo kebaca kenapa?!! biar nda' dibaca juga itu sirenenya udah kayk banteng mengamuk dari belakang mau nabrak2 semua mobil yang menghalangi. Pernah liat orang tahan pipis stengah hari baru dia dapat toilet, lari dan ngamuknya seperti itu tuh. Biar nda' dikasi terbalik juga itu tulisan ambulance, semua orang pasti tau kalau itu ambulance. Ambulance yang selalu ngebut dan ribut kayak parade berjalan itu tentunya tak perlu pasang spanduk tinggi2 bilang "saya ambulance, biarkan saya lewat!!!". Ohh iya, saya juga dulu waktu kecil bingung sama wesernya yang nyala dua2nya. Satu ke kanan dan satu ke kiri, tapi lahh ini nyala dua2nya. Ini mau mobil mau kemana?!! jadi mobil yang konsisten dikit napa, rakus amat mau ambil kanan sekaligus ke kiri. Saya juga sempat bayangin kalo sebenarnya betulan bisa begitu, tuh ceritanya ambulance terbagi dua sampe2 pasien didalamnya ikutan terbagi dua juga. Tengah badannya robek, organ2 dalamnya terburai semua, otaknya kelindes ban belakang ambulance. Brrr, maaf, memang saya kebanyakan nonton kartun dan movie khusus psikopat. Tapi walau cuma khayalan, siapa tau nanti di masa depan begitu... bisa untuk menghindari kemacetan toh. Ya Ya Ya, berhenti berhenti berhenti, menghayal yang nda' perlu lagi saya. Tapi sekarang nda' usah menghayal lagi, kan saya udah gede' sekarang, udah tumbuh kumis dan janggut super tipis ampir nda' keliatan. Tentunya dewasa gini sudah tau untuk apa itu weser nyala dua2.

Nah, tentang ambulance.... ambulance hebat ya, bisa nembus lampu merah, jantan amat. Bayangin aja kalo kita ngekor ambulance sok2 jadi keluarga yang turut berduka cita juga padahal niatnya dapat jalur bebas hambatan gratis. Semua terlampaui, semua terlewati, hidup ini indah, hidup ini lancar dan indah, bwahha.

Saya juga punya pengalaman nih, ceritanya waktu itu saya dijemput dari sekolah, kerennya saya dijemput pake mobil ambulance rumah sakit bersalin. Itu biasa dan wajar kok, nah samping rumah saya terbangun rs bersalin nenek saya. RS. Bersalin Masyita namanya, cari kalo mau melahirkan, jangan lupa cari saya kalau sudah sampai, nanti nda' dapat diskon sama kupon undian edisi bersalin baru tau rasa. Dan cerita saya berlanjut lagi dengan adik saya yang jug sudah menaiki mobil, tapi ini baru pembukanya. Kau tau klimaksnya apa, ya pasti tidak tau. Sini saya kasi tau, sebenarnya... orang tua saya mau berangkat umroh dan kami harus ikut ngantar. Ya, sebenarnya bukan itu intinya sih. Nih penjemput saya adalah orang yang akan mengantar org tua saya pergi bandara, lahh gimana caranya ngantar kalau orangnya masih disini jemput say dan si adik. Ternyata bapak saya sudah nelfon berkali-kali, dari gelagat dan nada bicara pengantarku... kayaknya terlihat cemas dan tentunya tancap gas dan ngebut itu pilihan terbaik baginya waktu itu. Belakangan, saya tau kalau orang tua saya ini sudah terlambat sekali, dan tentu nda' keren kalo pesawat di sana berhenti cuma untuk nunggu kepentinga 2 orang, ya 2 orang itu si orang tua saya itu.

Dan, petualangan saya kembali berlanjut dalam mobil ambulance. Terlihat macet di ujung jalan, dan itu pertanda untuk memulai ketakutan kami. Harap2 cemas berkumpul di ubun2 kami, jantung berdegup kencang, darah mendesir deras, otak penuh dengan ke-pesimis-an (sepertinya terlalu dramatis). Dan ini lah bagian kerennya, si pengantar saya yang saya lupa ketik namanya bernama Pak Salam, menyalakan sirene supir ribut dan super berseni. Fwalla, ajaib bin ajaib, saya tahu aladin lebih ajaib, tapi ini lebih ajaib dan lebih keren. Semua motor dan mobil berminggir-minggir ria membiarkan kami lewat, memberikan kami jalan. Saya mau nangis terharu rasanya, kepeduliaan dan jasa2 mereka takkan kulupakan rasanya. Sebagai antisipasi kalau saya lupa, makanya saya tulis di blog toh. Brrr, tapi rasanya kasihan ya.. terlihat tak sedikit banyak yang kerepotan demi memberikan kami jalan untuk mobil ambulance yang berisi dua anak labil dan bapak2 yang ndattau bisa dibilang egois atau "tidak ada pilihan lain". Seandainya kalian para pembaca setiaku (saya sendiri yang baca) berada di dalam itu waktu itu, kita bisa merasakan kekerenannya. Saya nda' tau apa yang dipikirkan orang2 di jalan raya itu, mungkin seperti "wahh, ada orang mau melahirkan lewat", "wahh, pasti ketubannya sudah pecah", "wahh, ada polisi.. minggir minggir", "wahh ada apa, saya juga ikut2tan minggir dah". Ya, pasti pendapat di otak mereka berseni semua saya harap. Yang mereka tak tau kalau yang mereka beri kelonggaran penuh ketulusan itu hanya untuk keluarga yang terlambat ngantar orang tua yang jauh nun disana untuk pergi umroh. Tapi biarlah, mereka sudah dapat pahala dari Allah pastinya.

Ehh, anu, saya juga nda' sadar sebenarnya nih mobil nda' pake' riben, jadi isinya keliatan... nah saya waktu itu didalam ketawa ketiwi sama si adik. Saya juga lupa bilang kalau sudah banyak bapak2 berkumis terlihat dari luar melihat-lihat kami setelah mungkin mencerna apa yang sebenarnya mereka telah beri jalan dan untuk apa mereka bersusah-susah payah untuk minggir. Ya, mereka merepotkan diri untuk mobil yang isinya orang ketawa2 nda' punya hati. Dan akhirnya kami sampai ke orang tua kami dan dapat marah2 karena lama. Brrr, salah saya apa sih, saya baru pulang nuntut ilmu malah dimarahi.

Ohh iya, kalian tau bedanya sirene ambulance sama sirene polisi???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar