kau tahu rasanya merasa tidak pantas
tidak pantas untuk pilihanmu sendiri
kau punya keinginan dan kau merasa tidak pantas
tapi kau begitu menginginkannya, sangat
tapi.. kau merasa tidak pantas, sangat
kontradiksi yang menyebalkan dan merepotkan
yang menggalaukan, yang membuat.. sedih
bisakah aku kembali ke masa lalu
menampar diriku sendiri dan mengarahkan diri kecilku yang begitu bodoh dan naif
yang begitu zalim
orang bilang, masa lalu itu mengandung pelajaran dan tidak semua orang beruntung berkesempatan mendapatkannya
tapi menurutku, aku lebih memilih tidak mendapatkan pelajaran itu
aku tidak ingin jadi orang beruntung itu
bayarannya terlalu mahal
mulai dari perasaan dan pikiranku yang begitu dibuat gersang terlunta-lunta bertahun-tahun
dan juga orang lain yang jadi terzalimi
ya Allah, begitu bodohnya diriku
raga berdiri di masa sekarang tapi pikiran tak henti2 ditarik melihat ke belakang
orang-orang yang telah kusakiti itu.. sering muncul di alam sadar dan bawah sadarku
dan lucunya lewat alam bawah sadar yaitu mimpi, lebih sering membuat bulir air dibandingkan alam sadar
ku juga tak tau kenapa mata bisa basah, tapi yang aku tahu kalau aku begitu ingin untuk dimaafkan
oleh mereka
dan juga diriku
sepertinya aku tau kalau aku sudah mendapatkan kata 'dimaafkan' itu
dari permintaanku langsung dan dari bantuan temanku
tapi 'perasaan dimaafkan' ini tidak pernah berhasil ada sampai sekarnag hehe
entahlah
entahlah
sudah banyak motivasi yang masuk dari pihak lain, dari teman-teman yang insyaallah bisa kupercaya
tentang bagaimana untuk bisa mempercayai kalau aku memang dimaafkan, kalaupun itu begitu sulit dipercaya
"kalaupun dirimu terus denial, nyatanya kau memang telah dimaafkan" katanya.. dan "kau harus khusnudzon padanya bahwa dia telah berbuat baik, yaitu melapangkan dadanya untuk memaafkanmu"
entahlah
karena.. di dalam dada ini rasanya tetap sempit
tidak pernah kunjung lapang
mungkin sesekali
tapi defaultnya.. seperti tetap begitu sempit
di dalam mimpi, yang berulang-ulang, dengan latar yang berbeda
dia selalu tampil dengan tatapan yang.. tenang.. tapi serius, dan sangat sedikit bicaranya
tak lupa pemeran pembantu, teman-teman masa sekolahku, yang tak banyak berperan
dan aku yang hadir berlagak profesional (?) yang paling banyak bicara di scene, tapi tetap hitungannya sedikit bicara (dibanding aslinya)
scene dan setingnya selalu berbeda, tapi serupa
berisi tentang suatu kegiatan, dengan interaksi yang sangat minim dan lebih banyak terkaan dalam hati
iya, diriku dalam mimpi pun ternyata berpikir (yang tak lain memang itu diriku sendiri)
tema setingannya selalu tentang interaksi minim yang itupun seperti terpaksa karena kami semua ada dalam suatu kegiatan yang memastikan untuk berinteraksi. Dia yang hanya ada di sana, sibuk sendiri tapi tdk dalam mode 'tidak mempedulikan' dan tetap merespon hal luar, serta diriku yang berusaha profesional, dengan rasa bersalah, dan teman-teman lain yang meramaikan suasana, kadang mengajak bicaraku juga.
di dalam seting tersebut, aku selalu dalam berada di kondisi yang terus menerka "ya Allah, apakah dia sudah betul-betul memaafkanku.." sampai ke level "ya Allah, sepertinya dia sudah memafkanku, ya?" dengan cara melihat caranya merespon terhadap kehadiran dan keterpaksaanku menyapanya dengan muka datar.
tidak pernah ada pertanyaan yang benar-benar terjawab, bahkan lewat mimpi, semua penghujung hanya berakhir di keraguaan dengan level yang berbeda.
entah sudah beberapa kali aku bermimipi, tapi setiap urutan mimpi seperti membingkai progres, di mana yang terakhir adalah yang paling memberi harapan kalau aku 'sepertinya' sudah dimaafkan.
entahlah, ini hanya mimpi, tapi.. sedikit jadi pelipur lara
walau kadang dari sudut pandang lain, aku merasa seperti orang gila
karena aku sadar itu hanya mimpi.
mimpi yang entah dari diriku sendiri, setan atau Allah
aku juga masih bingung dengan kategori mimpi ini
aku seperti ingin percaya kalau ini pesan dari Allah untuk menghiburku kalau kenyataannya aku memang sudah dimaafkan
tapi itu pikiran yang terlalu egois, karena aku bukan penafsir.
aku begitu egois
mengingankan bahwa kau bisa bahagia di sana
tanpa perlu menganggapku sebagai 'gangguan'
padahal, untuk sekedar menganggapku sebagai 'bukan musuh' aku sudah cukup bersyukur.
tapi...
aku memang egois
sebagai 'penjahat'
yang begitu tidak menginginkannya dianggap jahat.
begitu zolim dan bodoh
aku
hanya bisa berusaha terus meminta pada Penciptamu
akan kelembutan hati untuk anda agar bisa memaafkan orang yang sering lupa minum ini.
walau mungkin ada kemungkinan kalau sudah.
semoga
ada suatu hari
di mana aku bisa betul-betul merasa dimaafkan
hingga tak hanya hilangku yang tak mengganggu
tapi kehadiranku juga
brrrr
drama -_-
#cut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar