15 Januari 2022

Saya dan Puisi

Kau tau rasanya?
bisa percaya dengan orang yang tepat

tapi kau selalu takut
ketika orang lain memperlihatkan rasa percaya padamu

Kau tau rasanya?
ingin bisa memiliki sesuatu

Mengusahakannya
Memperjuangkannya
Menjalaninya
Sambil membawa perasaan
Bahwa kau sebenarnya tidak pantas

Kau menutup rasa malumu
Kau menutup rasa 'tidak tahu diri'mu
Kau menutup rasa menjijikkanmu
Pada dirimu sendiri
Kau berusaha untuk tidak peduli
Kau menutup mata
Kau hanya ingin terus maju, walau dengan segala gangguan
Karena yakin yang kau lakukan adalah sesuatu yang layak
Tujuan yang engkau perjuangkan sangat layak

Tapi
Kau tidak pernah berhasil untuk bisa merasa layak
Walau kau terus berusaha mencobanya

Kau berusaha mengais-ngais kepercayaan diri dan keyakinan yang kau miliki
Tapi kau tidak menemukannya kecuali sedikit

Kau berusaha menerewang kembali kelebihan dirimu untuk mendorong sedikit rasa syukur dan kepercayaan dirimu

Tapi, kau tetap tau itu tidak akan berefek banyak.

Kau tau rasanya?
Ketika kau terlalu sedih untuk menerima kegagalan
Tapi kau justru takut bila berhasil

Kau takut dengan dirimu sendiri
Takut menjadi tidak cukup
Takut bahwa ketidakpantasanmu akan terbukti
Akan tervalidasi
Entah oleh orang lain
Atau dirimu sendiri

Kau tau rasanya?
Dilema antara
Berpikir untuk gagal agar bisa tenang walau bersama kesedihan
Atau berpikir bisa berhasil tapi ketakutan dengan ekspektasi

Aku
Ingin bercerita
Tapi
Aku tak bisa

Aku
Berharap dimengerti
Walaupun harus dengan telepati
Sementara aku tau itu terlalu egois
Dan naif
Dan fiksi

Aku ingin naif
Agar pikiranku bisa lebih leluasa
Tapi aku sudah tak punya kekuatan untuk sejahat itu lagi

-

Aku
Tentu punya suatu harapan
Walau ku tak tahu kapan hari itu akan datang

Tapi
Aku akan coba terus hidup
Mencari tahu kapan hari itu mungkin bisa ada
Di mana Allah mengabulkan permintaanku
Untuk bisa hidup dengan perasaan yang lapang
Seperti ku yang dulu
Yang kurindukan
Dan telah hilang
Dengan segala bekas yang telah ditinggalkan

-

Aku
Tak bisa mempercayai diriku
Tapi aku akan tetap berjalan
Walau terseok-seok
Sambil menenteng kepesimisanku 

Karena aku masih punya tempat lain untuk menaruh kepercayaanku

Aku mungkin akan sedikit egois untuk percaya pada orang2 yang berhasil menggenggam kepercayaanku

Dan aku akan mencoba untuk mempercayakan rasa percayaku pada Allah.


-
#puisi
#drama
#gabut









12 Januari 2022

Saya dan Mimpi

kau tahu rasanya merasa tidak pantas

tidak pantas untuk pilihanmu sendiri

kau punya keinginan dan kau merasa tidak pantas

tapi kau begitu menginginkannya, sangat

tapi.. kau merasa tidak pantas, sangat

kontradiksi yang menyebalkan dan merepotkan

yang menggalaukan, yang membuat.. sedih

bisakah aku kembali ke masa lalu

menampar diriku sendiri dan mengarahkan diri kecilku yang begitu bodoh dan naif

yang begitu zalim


orang bilang, masa lalu itu mengandung pelajaran dan tidak semua orang beruntung berkesempatan mendapatkannya

tapi menurutku, aku lebih memilih tidak mendapatkan pelajaran itu

aku tidak ingin jadi orang beruntung itu

bayarannya terlalu mahal

mulai dari perasaan dan pikiranku yang begitu dibuat gersang terlunta-lunta bertahun-tahun

dan juga orang lain yang jadi terzalimi

ya Allah, begitu bodohnya diriku

raga berdiri di masa sekarang tapi pikiran tak henti2 ditarik melihat ke belakang


orang-orang yang telah kusakiti itu.. sering muncul di alam sadar dan bawah sadarku

dan lucunya lewat alam bawah sadar yaitu mimpi, lebih sering membuat bulir air dibandingkan alam sadar

ku juga tak tau kenapa mata bisa basah, tapi yang aku tahu kalau aku begitu ingin untuk dimaafkan

oleh mereka

dan juga diriku


sepertinya aku tau kalau aku sudah mendapatkan kata 'dimaafkan' itu

dari permintaanku langsung dan dari bantuan temanku

tapi 'perasaan dimaafkan' ini tidak pernah berhasil ada sampai sekarnag hehe

entahlah

entahlah

sudah banyak motivasi yang masuk dari pihak lain, dari teman-teman yang insyaallah bisa kupercaya

tentang bagaimana untuk bisa mempercayai kalau aku memang dimaafkan, kalaupun itu begitu sulit dipercaya

"kalaupun dirimu terus denial, nyatanya kau memang telah dimaafkan" katanya.. dan "kau harus khusnudzon padanya bahwa dia telah berbuat baik, yaitu melapangkan dadanya untuk memaafkanmu"

entahlah

karena.. di dalam dada ini rasanya tetap sempit

tidak pernah kunjung lapang

mungkin sesekali

tapi defaultnya.. seperti tetap begitu sempit


di dalam mimpi, yang berulang-ulang, dengan latar yang berbeda

dia selalu tampil dengan tatapan yang.. tenang.. tapi serius, dan sangat sedikit bicaranya

tak lupa pemeran pembantu, teman-teman masa sekolahku, yang tak banyak berperan

dan aku yang hadir berlagak profesional (?) yang paling banyak bicara di scene, tapi tetap hitungannya sedikit bicara (dibanding aslinya) 

scene dan setingnya selalu berbeda, tapi serupa

berisi tentang suatu kegiatan, dengan interaksi yang sangat minim dan lebih banyak terkaan dalam hati

iya, diriku dalam mimpi pun ternyata berpikir (yang tak lain memang itu diriku sendiri)

tema setingannya selalu tentang interaksi minim yang itupun seperti terpaksa karena kami semua ada dalam suatu kegiatan yang memastikan untuk berinteraksi. Dia yang hanya ada di sana, sibuk sendiri tapi tdk dalam mode 'tidak mempedulikan' dan tetap merespon hal luar, serta diriku yang berusaha profesional, dengan rasa bersalah, dan teman-teman lain yang meramaikan suasana, kadang mengajak bicaraku juga.

di dalam seting tersebut, aku selalu dalam berada di kondisi yang terus menerka "ya Allah, apakah dia sudah betul-betul memaafkanku.." sampai ke level "ya Allah, sepertinya dia sudah memafkanku, ya?" dengan cara melihat caranya merespon terhadap kehadiran dan keterpaksaanku menyapanya dengan muka datar.

tidak pernah ada pertanyaan yang benar-benar terjawab, bahkan lewat mimpi, semua penghujung hanya berakhir di keraguaan dengan level yang berbeda.

entah sudah beberapa kali aku bermimipi, tapi setiap urutan mimpi seperti membingkai progres, di mana yang terakhir adalah yang paling memberi harapan kalau aku 'sepertinya' sudah dimaafkan. 

entahlah, ini hanya mimpi, tapi.. sedikit jadi pelipur lara

walau kadang dari sudut pandang lain, aku merasa seperti orang gila

karena aku sadar itu hanya mimpi.

mimpi yang entah dari diriku sendiri, setan atau Allah

aku juga masih bingung dengan kategori mimpi ini

aku seperti ingin percaya kalau ini pesan dari Allah untuk menghiburku kalau kenyataannya aku memang sudah dimaafkan

tapi itu pikiran yang terlalu egois, karena aku bukan penafsir.


aku begitu egois

mengingankan bahwa kau bisa bahagia di sana

tanpa perlu menganggapku sebagai 'gangguan'

padahal, untuk sekedar menganggapku sebagai 'bukan musuh' aku sudah cukup bersyukur.

tapi...

aku memang egois

sebagai 'penjahat'

yang begitu tidak menginginkannya dianggap jahat.

begitu zolim dan bodoh


aku

hanya bisa berusaha terus meminta pada Penciptamu

akan kelembutan hati untuk anda agar bisa memaafkan orang yang sering lupa minum ini.

walau mungkin ada kemungkinan kalau sudah.


semoga

ada suatu hari

di mana aku bisa betul-betul merasa dimaafkan


hingga tak hanya hilangku yang tak mengganggu

tapi kehadiranku juga



brrrr

drama -_-

#cut