13 Agustus 2011

Saya Dan Ini Itu

"dehh, hebatnya", kesan saya waktu liat itu manusia bisa ini dan itu. Ya, 'ini dan itu' dalam arti sesuatu yang tidak bisa saya lakukan.

"Mereka Hebat, bisa ini dan itu.. saya juga mau", ambisi saya sesudah melihat mereka melantunkan bakat dan keahlian yang merupakan anugerah Allah SWT terhadap mereka. Mereka membuat saya berambisi pada hal yang sebenarnya malas untuk saya lakukan tapi jadi sangat menarik saat sesudah mereka memperlakukannya kepada hal yang saya malasi tersebut.

Seperti itu siapa saya juga lupa siapa dia dan namannya, yang penting dia bisa putar itu kepalanya kebelakang. Itu hebat, memutar kepala 180 derajat itu bukan hal yang gampang, dan sepertinya memang itu tidak gampang juga buat saya, kan saya butuh uang. Lahh, kenapa butuh uang??? iyalah butuh uang, kan klo berhasil putar kepala walaupun cuma sampai 173 derajat, pasti bunyinya sudah kentara "krekk" dan air liur mengalir syahdu dari sisi samping bibir saya, mata melotot, badan kejang2, sesudah diperiksa ternyata patah tulang leher. Sepertinya membayangkan hal itu jelek sekali, khayalan saya memang kembali bekerja tadinya.

Hmm, sepertinya memang harus mempraktekkan keahlian orang lain yang lebih mudah sepertinya. Saya merenung kemudian, merenung, merenung, merenung, merenung, merenung, merenung... sampai akhirnya saya tahu kalau saya tadi cuma melamun. Kenapa melamun??? ya karena bosan, memikirkan hal2 tersebut yang sebenarnya malah tambah bikin saya putus asa. Lahh, kenapa juga bikin putus asa??? karena setelah berambisi pada itu semua, endingnya dimana saya tidak yakin bisa melakukannya. Hahha, jadi semua ambisi itu sama dengan sia2. Sebenarnya tak ada yang sia2, dan yang sia2 itu adalah saat kau tak berbuat apa2. Lahh, intinya apa... saya juga pusing. Lebih baik berfikir sederhana untuk hal yang rumit, dan berfikir rumit untuk hal yang sederhana.

Setelah merangkum semua itu, saya terdorong untuk bertanya. "percayakah kau pada dirimu sendiri?" Dan, itu pertanyaan yang kebetulan cuma bisa kutujukan untuk diriku, ya karena tak ada orang selain saya waktu saya memikirkan hal ini. Hmm, saya belum jawab... sepertinya masih malas. Malas seperti ini juga saya pikirkan daritadi seperti menghalangi saya berbuat dan berpikir apapun. Wahai khayalanku, dimanakah dirimu, muncullah engkau, supaya saya tidak bosan... tapi sepertinya dia juga malas, melayani tuannya yang malas memunculkannya, membuatnya muncul, dan menghibur dirinya sendiri.

Tak lepas dari itu, Air Conditioner yang sudah saya setel jadi 18 derajat celcius dengan status cool high apalah segala macam tertera di layar remote itu, ya... yang membuat saya merasa nyaman dan ingin terlelap. Sebelum terlelap, saya cuma mau bicara sedikit. Ya, cuma sedikit menurutku karena jumlah kata2 di KBBI tidak sungguh sepadan dengan apa yang saya ingin ceritakan atau mungkin lebih bisa dibilang.... apa yahh, nda' tau juga karena saya lagi lupa lupanya, dan apakah saya harus mulai bertanya, mulai dari sekarang.

Sebelum tidur ini, saya berfikir pada yang saya ambisikan dan kemudian menyerah begitu saja. Sebenarnya bukan menyerah, tapi sadar. Sadar lah, karena itu bukan bakat saya. Kalian tentu tahu bakat kalian masing, dan kalau sudah tahu... kenapa harus memakai waktu yang bisa kalian pakai untuk mengasah bakat kalian sendiri untuk bakat orang lain yang sudah engkau yakini itu tidak perlu dan itu bukan bakatmu.

Hahha, sepertinya alasan mendasar saya adalah malas. Kadang malas membuat saya berfikir lebih tenang untuk kondisi yang tidak bisa ditenangkan. Yahh, walau saya tahu itu cara belakaku membela diri agar saya yang betul2 pemalas ini punya alasan kenapa dengan pedenya mengaku malas berkali kali.

Kembali ke bakatmu, itulah milikmu dari lahir, hargailah pemberian Allah kalau begitu, tak usah terlalu terpaku pada bidang yang membuatmu merasa frustasi. Dunia ini bulat, tapi hidup itu datar dan terus menerus lurus kedepan sampai saya dan kalian mendapatkan pintu kebahagiaannya masing2.

Dan "hoaaaaaaaa", nah... itu bunyi ngantuk saya, menguap. Sudah mau tidur ini, tapi sebelum itu saya juga baru ingat apa yang tadi mau dibilang. Masih ingat tidak, yang itu tuh yang saya bingung bahwa saya sebelum tidur tadi ini bukannya saya mau bercerita, tapi saya lupa istilahnya. Nah, sekarang saya sudah ingat.... ternyata saya mau ceramah, dan kesimpulannya tadi itu ceramah saya.

Ohh iya, sudah ngantuk... saya mau tidur, Wabillahitaufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar