Bagaimana bila kupaksakan saja semua ini
atau tidak
mungkin kah seharusnya aku keluar kota saja
kota yang sangat kunyamani ini
yang sangat kunyamani, sampai membuatku berpikir 2x untuk kutingalkan dulu, ketika ada impianku sedang menetap di ufuk lain
kota ini, terlalu byk menyimpan kenangan menyenangkan yang telah.. menjadi racun
tidak henti mengingatkan hal yang seharusnya tidak boleh untuk kuingat lagi
apakah aku sedang berencana ingin lari lagi
aku juga tak tahu
aku sangat benci dan kesal mengetahui betapa lemah dan layunya diriku dengan hal-hal yang membuang-buang waktu seperti ini, ketika harus bersinggungan dengan ingatan-ingatan tak nyaman yang tidak pernah permisi untuk lewat dan sejenak menetap di tengah-tengah kuingin menjalani hari dengan sedikit optimisme. Kadang aku hanya ingin bisa sekedar meresapi apa-apa yang akan kulewati di hari itu, tapi jangankan bergerak, tubuhku melemaskan diri, meminta tuannya untuk duduk saja, menikmati putaran2 ingatan di masa lalu, layak enggan mengajak berjalan maju, dia kian menarik tuannya pada dunia yang telah lewat.. yang tak bermanfaat.
sangat menghilangkan semangat, motivasi, kemauan, walaupun telah kau bangun sejak bangun tidur. bagai gunung debu tertiup helaan nafas orang yang lelah. seringnya, membuatku jatuh tertidur, karena sekedar memikirkan ini semua cukup melelahkan dan membuat tidur sebagai solusi satu paket jalan untuk tidak berpikir sekalian.
mungkin aku juga perlu berhenti menyelam dalam dunia sosmed. walau tidak ada kau yang utuh di sana, tapi serpihan wujudmu tak jarang bermunculan, bahan kecil yang sudah cukup memicu ingatan-ingatan melelahkan itu lagi.
seperti sangat banyak yang ingin kutulis, kujabarkan, kudetilkan, tapi di kepalaku begitu sulit menyusunnya. rasanya sangat ingin kuluapkan dalam bentuk cerita di depan wajah manusia yang kupercaya, tapi entah manusia siapa.
Ya Allah, Engkau ingin aku hanya meminta padamu ya? terima kasih ya Allah untuk itu, maka tolong perkuatlah diriku, karena sepertinya aku tidak bisa menipu diriku sendiri kalau terkdang ada waktu di mana ku sangat betul-betul butuh teman diskusi, yang pandai, yang cerdas, yang baik empatinya, yang rapi tutur katanya, tapi sepertinya aku sudah tak bisa berdiskusi teman2ku yang seperti itu lagi karena mereka juga sebagian adalah serpihan dari masa lalu yang berusaha untuk tidak kuganggu lagi.
Sepertinya aku ini kurang bersyukur, masih banyak hal baik lain yang sedang kualami sekarang.
Tapi kenapa ya ya Allah, kalau serpihan ingatan itu lewat lagi, aku betul-betul tidak tahu harus berbuat apa.
hhhh... oce nanti dilanjut insyaallah, ini lagi di tengah kerja