23 November 2011

Saya Dan Kehampaan Pagi

Saat ini jam 0:49, tepat saya sedang mengetik ini... semoga saja info jam yang ditunjukkan laptop kesayangan saya ini nda' bohong. Brrr, ini malam yang hampa kawan, atau bisa dibilang pagi lah.. kan sudah lewat jam 12. Ini malam yang membosankan, wifi di rumah yang menemani kehidupan introvertku ini tetap tak jadi berguna dikarenakan otak saya yang sedang tak dijamahi inspirasi2 dan ide penyegar otak di malam yang sesunyi ini (tiba2 inget band peterpan).

Daritadi cuma diam saja, yang ada bunyi cuma si AC kamar adek saya yang saya tumpangi laptop dan saya sendiri.. ya, alasannya jelek, karena kalau di kamar saya... sinyal wifi-nya nda' sampe, paling cuma sampe sebatas pintu yang membuat saya harus menyandarkan si acer diatas pangkuan gagang pintu dan browsingan sambil berdiri (coba bayangkan kalo orang dari luar buka pintu).

Wahh, gak matching... nih adik sumpah beruntung amat masih bisa nyaman2nya browsingan setiap hari sambil tengkurep diatas spring bed empuk nan mahal (kayaknya) juga ac di atas kepala, juga apalagi yahh... yang penting nan nyaman lah. Nda' kayak saya, tempat tidur lengketan sama lantai, wifi gak sampai batas tempat tidur saya yang seharusnya memungkinkan saya bersantai-santai browsingan ngetik ini ngetik itu sambil tidur2an melayang-layang.... dan, apalagi yahh, ahh hanya itu sajalah dulu. Grrr, kenapa juga saya harus curhat coba'.

Ini pasti gara2 malam, atau pagi maksud saya. Kehampaan ini membawa saya terjun kepada liang lahat yang berbeda karena lebih merujuk ke dunia luas yang disebut kegalauan deskriminasi natural yang tak pernah disengaja dalam skenario takdir alam yang baru kusadari saat ini (mungkin nanti sudah lupa). Wahh, sampai sekarang pun saya masih kesepian. Cuma kata2 tertutur saya sendiri dan bunyi ac dan bunyi ketikan dan adik saya yang sudah tertidur sedari tadi yang menemani. Jelek amat, benda mati yang nemanin saya (si adik setengah mati). Sepertinya ingin cari kesibukan, seperti masak indomie, padahal saya tau gara2 itu kayaknya saya sering teler dan yang lain2nya lah (nda' penting). Cari kesibukan apa ya, hmm... seperti pesan pizza mungkin. Iseng2 saya periksa kantong, isinya STNK, flashdik, sama uang seribu. Sangat cukup untuk membeli pizza pastinya, jual flashdik sama STNK-nya (emang STNK bisa dijual?) tambah seribu udah pasti bisa belli american favorite, garlic bread, sama coca cola float. Ya Allah, lagi2 saya menghayal.

Rencananya sih mau bangunin orang tua baru ngerengek bilang "lapar lapar"... yahh, palingan saya langsung ditembak dikira anak sulung edannya berubah jadi zombie (hidup fiksi!). Semua itu hanya khayalan saudara2ku, nda' perlu dibayangkan dan ditiru apalagi, begini2 saya juga tidak ingin jadi inspirator kebiasaan di pagi hari.

Hmm, mungkin dari kalian memilih untuk menonton televisi... tapi tidak untuk saya. Mengapa ya, hmm... saya benci televisi (ini bahasa kasarnya). Saya nda' suka' nonton televisi (ini bahasa halusnya). Saya stress liat iklan2 dan sinetron2 indonesia (ini bahasa lubuk hati). Dengar tv juga nda' tau mengapa rasanya ribut dan bising sekali. Coba kalo dimatikan, wahh... sepi tenan damai sejahtera pokoknya. Sayanya jadi makmur coy, nda' perlu mengernyitkan 'philtrum' (bisa kalo pake jari).

Yahh, nda' terasa pula 10 menit lagi jam menunjukkan tendang 2:00. Brrr, padahal besok ada neraka (baca: sekolah) dan seharusnya kondisi fit harus dimatangkan untuk menghadapi setan2 merepotkan disana. Nah tu', saya stress lagi. Kenapa 'lagi'??? Lahh memang dari pertama saya ngetik disini itu sebenarnya saya sudah stress. Kepikiran nerakaaaa terus, mimpi aja pas saya datang ke neraka (baca: sekolah... ingat sekolah, jangan sampai lupa, ini istilah saya lho) tiba2 kepala sekolah nge-scream pake mikrofon ngumumin neraka bakal diliburin 1 tahun (selamanya sekalian) karena alasan guru2 mogok kerja karena grafik sogokan anak murid yang fluktuatif dan tak jelas bagaimana depannya. Welle2, mimpi apa saya sepagi... surga itu namanya kalo begitu, bwahahahhaha *ketawadajjal.

Yahh, kembali lagi ke dunia realistis yang menyadarkan saya betapa jauhnya diri ini melayang jauh menembus khayalan2 yang terotomatis terproduksi akibat pacuan kehampaan pagi hari ini yang masih gelap karena si gundul bersinar nan panas belum menampakkan diri dari persembunyiaannya. Baiklah, sepertinya perut sudah nda' bisa diajak main catur lagi... daritadi minta indomie coto makassar terus yang memang sudah saya siapkan sehari-hari yang lalu bilamana kejadian yang seperti ini akan terjadi dan memang terjadi adanya. Atau lebih baik saya bikin nasi goreng saja yahh, sudah ada sih bumbu instannya... tapi sepertinya saya lagi malas mengaduk-ngaduk, jadi tekad yang sudah segitiga ini menetapkan dengan hati nurani yang tulus dan jujur kalo saya akan membuat indomie coto makassar plus 2 telur cepok nda' diaduk dan nasi setengah piring.

Baiklah kawan2 dan yang bukan kawan2 saya, kita akhiri dulu perjumpaan hampa kita di pagi hari ini dengan membaca doa sebelum makan.

 الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar

Yang artinya :
Ya Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.